Setelah Ratakan Al-Bab Dengan Tanah,Turki Klaim Operasi Militer Perisai Efrat di Suriah Sukses

Image
operasi miliiter 'Perisai Efrat' di Suriah utara. THE DABIQ -Meski mendapat banyak kesulitan dan cukup banyak kerugia,baik dari tewasnya tentara militernya dan hancurnya bebbagai kendaraan akibat serangan dari militan IS. Namun turkey tetap mengklaim bahwa operasi mereka disuriah telah sukses. Pemerintah Turki mengklaim operasi militer “Euphrates Shield” atau “Perisai Efrat” di Suriah utara sukses. Klaim itu diumumkan Dewan Keamanan Nasional Turki (NSC) sebagai tanda diakhirinya operasi tersebut. NSC telah menggelar pertemuan pada hari Rabu yang dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menurut NSC, operasi “Perisai Efrat” merupakan operasi militer untuk memberangus kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah utara yang berbatasan dengan Turki. ”Telah dicatat bahwa operasi 'Perisai Efrat’ yang dimulai dengan tujuan menjamin keamanan nasional, mencegah ancaman dari Daesh (ISIS) dan kembalinya pengungsi Suriah ke rumah mereka telah berhasil diselesaika

Cerita Saksi Sebelum Pelaku Lakukan Terror Di London


THE DABIQ - Khalid Masood adalah pelaku tuggal peneyerangan dilondon yang mengakibatkan 4 orang tewas dan 40 lain-nya dikabarkan luka serius.

Sebelum serangan terjadi,pelaku teror di London, Inggris, Khalid Masood diketahui menginap di sebuah hotel murah di malam sebelum aksi terornya. Ternyata dalam sepekan terakhir, pria kelahiran Inggris itu dua hari menginap di Hotel Preston Park yang berada di kawasan Brighton, sekitar 80 kilometer dari Westminster, tempat Masood melancarkan aksi terornya. 


Sumber-sumber mengatakan kepada media Inggris, The Sun seperti dilansir News.com.au, Jumat (24/3/2017), Masood menginap di hotel tersebut pada Jumat, 17 Maret malam waktu setempat dan check out keesokan paginya. Dia kemudian menginap kembali pada Selasa (21/3) malam waktu setempat, atau sehari sebelum dia melancarkan aksi terornya di London pada Rabu (22/3) sore waktu setempat.

Disebutkan sumber tersebut, Masood selalu menanyakan kamar yang lebih murah tiap kali check in di hotel tersebut. "Dalam dua kesempatan itu, dia meminta kamar bertarif lebih murah," tutur sumber tersebut.

Saksi-saksi mata di hotel tersebut menuturkan, Masood tampak baik, sopan dan tenang. "Semua orang mengatakan dia baik dan sopan dan berperilaku sangat normal," ujar sumber.

Disebutkan bahwa Masood sempat berbincang-bincang dengan staf dan tamu hotel sebelum meninggalkan hotel di hari serangan teror terjadi. Masood mengatakan bahwa dirinya akan pergi ke London.

"Dia bilang London tidak seperti dulu lagi," kata sumber tersebut.

Kepada staf hotel, Masood mengatakan dirinya khawatir akan orangtuanya yang tinggal di Wales. Pria berumur 52 tahun itu mengungkapkan kesedihannya karena ayahnya menderita penyakit kanker.

Pada malam sebelum aksi terornya di London, Masood menginap di kamar 228 Hotel Preston Park yang bertarif senilai US$ 96 per malam. Masood diketahui memesan kebab sebagai makan malam terakhirnya pada Selasa (21/3) malam waktu setempat, sebelum check out dari kamar hotelnya pada Rabu (22/3) pagi waktu setempat.

Dia kemudian berkendara menuju London dan menabrak puluhan pejalan kaki di Jembatan Westminster dan kemudian menikam mati polisi senior bernama Keith Palmer. Masood akhirnya tewas setelah ditembak polisi di luar gedung parlemen.

Menurut The Sun, para detektif antiteror menggeledah kamar hotel Masood setelah menemukan bukti tanda terima pembayaran hotelnya di dalam mobil Hyundai sewaan, yang digunakannya untuk melakukan aksi teror di London.

Comments

Popular posts from this blog

Tentara Afghanistan Tembak 3 Tentara Amerika

Pengadilan Mesir Vonis Bebas Mantan President Hosni Mubarak

Ternyata Tentara Russia Yang Tewas Disuriah 3 Kali Lipat Lebih Tinggi Dari Yang Diberitakan