Setelah Ratakan Al-Bab Dengan Tanah,Turki Klaim Operasi Militer Perisai Efrat di Suriah Sukses

Image
operasi miliiter 'Perisai Efrat' di Suriah utara. THE DABIQ -Meski mendapat banyak kesulitan dan cukup banyak kerugia,baik dari tewasnya tentara militernya dan hancurnya bebbagai kendaraan akibat serangan dari militan IS. Namun turkey tetap mengklaim bahwa operasi mereka disuriah telah sukses. Pemerintah Turki mengklaim operasi militer “Euphrates Shield” atau “Perisai Efrat” di Suriah utara sukses. Klaim itu diumumkan Dewan Keamanan Nasional Turki (NSC) sebagai tanda diakhirinya operasi tersebut. NSC telah menggelar pertemuan pada hari Rabu yang dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menurut NSC, operasi “Perisai Efrat” merupakan operasi militer untuk memberangus kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah utara yang berbatasan dengan Turki. ”Telah dicatat bahwa operasi 'Perisai Efrat’ yang dimulai dengan tujuan menjamin keamanan nasional, mencegah ancaman dari Daesh (ISIS) dan kembalinya pengungsi Suriah ke rumah mereka telah berhasil diselesaika

Klaim Yang Ke Ratusan Kalinya Bahwa AS dan Iraq Yakin Akan Kalahakan ISIS

Presiden AS Donald Trump menerima PM Irak Haider al-Abadi di Gedung Putih, Senin (20/3).

THE DABIQ - Presiden Amerika Donald Trump dan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi memuji keberhasilan pertempuran gabungan melawan Negara Islam (ISIS) ketika mengadakan pembicaraan langsung pertama mereka hari Senin (20/3) di Gedung Putih.

“Meskipun ISIS masih merupakan musuh yang berbahaya, kami yakin ISIS akan dikalahkan.” Demikian seperti tertulis dalam pernyataan bersama setelah pertemuan itu.

Sementara pasukan Irak mengkonsolidasikan keberhasilan melawan ISIS, kedua pemimpin itu sepakat bahwa Amerika dan Irak akan meneruskan kemitraan jangka panjang untuk secara meyakinkan membasmi terorisme dari Irak dan memperkuat militer Irak serta lembaga-lembaga penting lainnya.

Pasukan Irak telah bertempur melawan ISIS di darat dengan bantuan serangan udara dari koalisi pimpinan Amerika. Fokus utama kampanye itu kini adalah serangan untuk merebut kembali kota Mosul dari tangan militan yang menguasainya sejak pertengahan 2014.

Ketika ISIS mencaplok Irak utara dan barat hampir tiga tahun lalu, para pemimpin Irak menyalahkan militer karena meninggalkan pos-pos mereka dan gagal melakukan perlawanan terhadap ISIS, sementara personel militer menuduh pemerintah gagal memberikan pasokan dan pelatihan bagi bala tentara secara memadai.

Pada awal pertemuan hari Senin, Presiden Trump mengatakan dia berharap bisa membahas apa yang disebutnya “kevakuman” yang diakibatkan oleh kegagalan itu. “Kita akan mencari solusi. Tujuan utama kami adalah kita harus menyingkirkan ISIS,” ujar Trump.

Trump juga menyesalkan penarikan pasukan Amerika tahun 2011 dari Irak, yang merupakan hasil keputusan tahun 2008 yang dilakukan oleh Presiden Barack Obama setelah para perunding Irak dan Amerika mencapai kata sepakat mengenai rincian perjanjian imunitas bagi tentara dan kontraktor Amerika yang bertugas di Irak.

“Seharusnya kita tidak pernah meninggalkan Irak,” kata Trump, dalam komentar menyusul pernyataannya bahwa “pertama-tama, mungkin kita seharusnya tidak pernah melancarkan serangan di Irak.”

Presiden Trump juga mengangkat isu program nuklir Iran dan mempertanyakan mengapa pendahulunya, Barack Obama, menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran dan mencabut embargo yang telah berlangsung lama oleh negara-negara Barat atas Republik Islam itu.

Al-Abadi mengatakan kepada Trump bahwa pemerintahannya memiliki “pasukan kontraterorisme terkuat,” tapi mengharapkan kerjasama lebih banyak dengan Amerika Serikat. 

Comments

Popular posts from this blog

Tentara Afghanistan Tembak 3 Tentara Amerika

Pengadilan Mesir Vonis Bebas Mantan President Hosni Mubarak

Ternyata Tentara Russia Yang Tewas Disuriah 3 Kali Lipat Lebih Tinggi Dari Yang Diberitakan